Rapat Anggota Tahunan

Bersinergi Membangun Kemandirian

Unit Simpan Pinjam

Maju dan Tumbuh Bersama

Kelompok Usaha Produktif

Sebesar-besarnya manfaat untuk kesejahteraan anggota

Pendidikan dan Pelatihan

Meningkatkan Kualitas dan keterampilan SDM

Program Kemitraan

Kerjasama yang membawa manfaat dan saling menguntungkan

Mencetak cuan dari bisnis studio foto

Mencetak cuan dari bisnis studio foto
Meski mengabadikan momen penting kini sudah makin mudah dengan menggunakan ponsel pintar yang memiliki resolusi camera tinggi, namun studio foto masih tetap dibutuhkan. Tidak jarang konsumen membutuhkan layanan fotografi yang lebih profesional untuk momen besar seperti pernikahan atau ulang tahun.

Itulah yang membuat Eric Lee membuka bisnis layanan fotografi bernama Origamii. Agar memiliki nilai tambah, pria yang memiliki hobi fotografi ini menawarkan jasa fotografi one stop service dalam satu tempat. Selain standar jasa studio foto, photo booth, photo print, dia juga menawarkan creative print, seperti mozaik, karikatur, foto puzzle, photo enlargement, serta penjualan bingkai foto, dan aksesori foto, seperti mini album.
Origamii juga melayani jasa penyewaan instant booth dan instant studio bagi pelanggan yang ingin merayakan pesta atau pernikahan atau lainnya.

Mulai berdiri di bawah naungan PT Citra Kreativa pada November 2011, gerai Origamii pertama kali berada di Blitzmegaplex Central Park. Kemudian di 2012, dia mulai menawarkan kemitraan usaha.
Saat ini Origamii sudah memiliki total 19 gerai, yakni 11 gerai milik pusat dan delapan sisanya milik mitra yang tersebar di Jakarta, Tangerang, Bekasi, Depok, Bandung, Medan, dan Palembang.

Jika Anda berminat, Eric menyiapkan tiga paket investasi. Paket A senilai Rp 370 juta, paket B seharga Rp 270 juta dan paket C senilai Rp 218 juta. Di dalamnya termasuk biaya franchise untuk paket A sebesar Rp 50juta, paket B Rp 40 juta, dan paket C senilai Rp 30 juta.

Lokasi di mall
 
Mitra akan mendapat fasilitas mesin cetak foto, photo booth, produk kreatif, aksesori, set foto studio, komputer, material promo, rak display, hingga printer. Perbedaan tiap paket terletak pada dekorasi, properti, kuantitas produk ritel, perlengkapan, serta stok awal.

Masa kontrak kerjasama selama 3 tahun. Jika ingin memperpanjang kontrak, mitra hanya membayar biaya franchise fee. Bahan baku yang wajib dipasok dari pusat lebih kepada perlengkapan pendukung seperti seragam, amplop dan CD beserta produksi cetakan besar, dan laser.

Eric mengutip biaya royalti 5% dari omzet tiap bulan. Untuk tipe A, Eric memproyeksikan omzet sekitar Rp 70 juta per bulan, tipe B seharga Rp 45 juta, dan tipe C senilai Rp 32,5 juta. "Rata-rata laba bersih di kisaran 30%−35% dari omzet," ujar dia.

Target balik modal mitra sekitar 17 bulan sampai 20 bulan. Eric menyarankan lokasi yang cocok yakni di dalam mall. Luas tempat usaha mulai dari 8 meter persegi (m²)−45 m².
Khoerussalim Ihsan, pengamat Waralaba dari Entrepreneur College, berpendapat, saat ini jasa tempat foto masih dibutuhkan, asalkan, layanan bervariatif dan produknya berkualitas. Selain itu lokasi usaha juga harus tepat sasaran. (Sumber : Koran Kontan)

Origamii        
PT Daya Kreativa,
Ruko Puri Mansion
Blok B No 33,
Jakarta Barat.
HP: 08158100543

Mengecap peluang bisnis Ayam Dower


Mengecap peluang bisnis Ayam Dower

Bisnis kuliner olahan ayam belum surut. Begitu pun dengan tawaran kemitraan kuliner olahan ayam yang kian menjamur. Tawaran terbaru datang dari Bambang Irawan yang mengusung brand Ayam Dower  di Bandung, Jawa Barat. Memulai usaha kulinernya sejak tahun 2011 , Bambang resmi menawarkan kemitraan awal tahun ini.

Hingga saat ini, dia sudah mempunyai dua gerai pribadi di Bandung. Hampir setahun membuka tawaran kerjasama, jumlah mitra yang bergabung sudah ada tiga mitra yang berlokasi di wilayah Cirebon, Jawa Barat.

Ayam Dower menawarkan 10 varian menu, seperti ayam bakar, ayam goreng, hingga sup ayam. Menu olahan ayam ini bisa juga disantap dengan nasi liwet atau nasi putih biasa.  Agar terlihat berbeda dan dapat menarik perhatian konsumen, Bambang membuat olahan ayam dengan sambel racikan khusus dengan resep rahasia. Seporsi Ayam Dower dihargai mulai Rp 15.000 hingga Rp 22.000.

Dalam kemitraan ini, Ayam Dower menawarkan tiga paket investasi. Pertama, paket booth dengan investasi sebesar Rp 20 juta. Fasilitas yang didapatkan mitra terdiri dari booth, perlengkapan memasak, bahan baku awal, perlengkapan branding, dan lainnya.

Kedua, paket master kota (Maskot) dengan modal awal 75 juta. Dalam paket ini mitra mendapatkan paket booth untuk dikelola sendiri. Mitra juga berhak untuk menggaet mitra baru di kotanya dan mengelola stok bahan baku untuk para mitra.

Paket resto

Ketiga, paket resto dengan nilai investasi Rp 120 juta. Dengan biaya sebesar itu, fasilitas yang didapatkan mitra terdiri dari perlengkapan memasak, bahan baku awal, perlengkapan branding, training, desain interior, dan perlengkapan tambahan lainnya.

Namun, investasi itu belum termasuk sewa tempat, sehingga mitra harus menyiapkan tempat sendiri. Kriteria luas tempat untuk paket resto minimal 5 meter (m) x 10 m dengan delapan orang karyawan. Untuk menjaga kualitas produk, seluruh mitra harus mengambil bahan baku utama dari pusat.

Kemitraan model resto baru mengenakan biaya royalti kepada mitra setelah lima tahun kerjasama. Besaran royalti sebesar 2% dari omzet. Ada pun target omzet dalam sebulan sekitar Rp 60 juta.
Setelah dikurangi biaya produksi dan operasional, keuntungan bersih yang didapatkan mitra sekitar 40% dari omzet bulanan. Berdasarkan perhitungan Bambang, waktu balik modal mitra hanya sekitar enam bulan hingga 12 bulan.

Pengamat Waralaba dari Proverb, Erwin Halim menilai, potensi usaha kuliner olahan ayam masih terbuka lebar. Agar jumlah mitra bertambah, ada baiknya pemilik waralaba gencar melakukan branding agar merek dagangnya semakin dikenal masyarakat luas sehingga permintaan juga bakal naik. (Sumber : Koran Kotan)

Ayam Dower
Jln. Terusan Kopo Ketapang, No. 338, Bandung  
 HP. 081320136336

60 Ribu Koperasi tidak aktif

http://www.koperasiukm-sulsel.info/assets/news/472kemenkop.jpg
…..”Terima kasih Bapak Prabowo, mungkin bapak salah baca atau salah dengar, semua tahu koperasi adalah soko guru ekonomi. Tidak mungkin Jokowi ngomong itu,”…..

Sengaja saya kutip ulang penggalan sanggahan Presdien Joko Widodo (Jokowi) saat masih berstatus calon presiden pada “Debat Capres’ yang disiarkan stasiun televise, 6 Juli 2014. Khalayak gerakan koperasi mungkin masih ingat dengan fragmen tanya jawab itu, yaitu saat calon presiden Prabowo Subianto, melalui informasi yang didapat, menyebut Jokowi menganggap koperasi tak diperlukan.

Dalam kampanye dihadapan sejulah nelayan Indramayu, 17 Juni 2014, Jokowi memang “meragukan” kapasitas koperasi yang dianggapnya tidak cukup membantu para nelayan dan petani dalam hal permodalan. Jokowi menemui fakta, tak sedikit bantuan permodalan untuk koperasi hanya dinikmati kalangan pengurus. Di situ titik kritik Jokowi berawal. Dan bukan benar-benar akan menegaskan peran koperasi.

Untuk yang satu ini, ikhwal pengurus koperasi yang keblinger, memang bukan rahasia lagi. Itu seperti apa yang lebih satu decade sila di umpamakan pakar koperasi (Alm) Ibnoe Sudjono sebagai “koperasi merpati”. Setelah jagung ditebar merpati berkerumun, begitu makanan habis dan lambung kenyang terbanglah merpati.
Jokowi tidak sepenuhnya keliru, dengan menyodorkan fenomena bantuan koperasi yang diselewengkan oknum pengurusnya. Tapi dia juga tidak sepenuhnya tepat manakala menyarankan agar bantuan permodalan untuk petani dan nelayan diserahkan langsung ke petani dan nelayan yang jadi target. Langkah ini tidak mendidik untuk jangka panjang.

“Cooperatives is education…” demikian Bapak Koperasi Indonesia Mohammad Hatta pernah berujar. Nelayan dan petani yang bergabung dalam koperasi sejatinya adalah individu yang berhasrat mendidik diri sendiri secara kolektif untuk menjadi pintar mengatasi persoalan ekonomi, social dan kulturalnya. Alhasil, meniadakan peran koperasi sama saja artinya dengan mencerabut kesempatan petani dan nelayan untuk menjadi warga negara terdidik yang tidak gampang dibodohi. Saya condong agar Jokowi mengevaluasi fungsi dan peran menteri koperasinya. Tidak  seperti  seperti  yang sudah-sudah. Termasuk didalamnya adalah menjauhkan kementerian koperasi dari aktivitas politik. Koperasi dalam sejarahnya di negeri ini terbukti sangant rentan dipolitisi.

Tak mengagetkan denga apa yang pernah disampaikan Menteri Koperasi dan UKM Syarifudin Hassan beberapa pecan menjelang berakhirnya masa jabatannya sempat mengemukakan niatnya untuk mengevaluasi lebih dari 60 ribu koperasi tidak aktif dari lebih 200 ribu koperasi di Indonesia. Agak naïf memang, mengevaluasi (antara pilihan merevitalisasi dan membubarkan) data manakala jumlah koperasi yang bermasalah sudah mencapai 60 ribu. Apa saja yang dilakukan selama ini?

Seorang peneliti perkoperasian malah merilis anga lebih mengejutkan : 70 persen koperasi kita mati suri. Sekitar sepuluh ribu saja yang sehat.  Tak perlu malu mengakuinya. Mungkin era Jokowi bisa dipertegas lagi. Sehingga “Revolusi Mental” juga bisa mengimbas ke gerakan koperasi. Siapa Tahun. (Priono). 
Sumber : Majalah Warta Koperasi Edisi 260/ Nopember 2014.