Rapat Anggota Tahunan

Bersinergi Membangun Kemandirian

Unit Simpan Pinjam

Maju dan Tumbuh Bersama

Kelompok Usaha Produktif

Sebesar-besarnya manfaat untuk kesejahteraan anggota

Pendidikan dan Pelatihan

Meningkatkan Kualitas dan keterampilan SDM

Program Kemitraan

Kerjasama yang membawa manfaat dan saling menguntungkan

Sebuah Impian Tentang Koperasi


Setiap 12 Juli adalah hari yang penuh arti bagi gerakan koperasi di Indonesia. Sebab pada hari itu masyarakat koperasi Indonesia memperingati hari jadi Koperasi yang lahir pada tanggal 12 Juli 1947 di kota Tasikmalaya, Jawa Barat.

Tak terkecuali pada tahun 2014 ini, masyarakat gerakan koperasi Indonesia kembali memperingati hari “keramat” itu. Walau mungkin peringatannya tidak semeriah pada tahun-tahun sebelumnya karena jatuh  pada bulan puasa, tapi masyarakat gerakan koperasi akan selalu memaknai dan menandai bahwa mereka merasa punya wadah usaha yang bernama koperasi.

Wacana yang muncul ke permukaan, bahwa koperasi Indonesia masih jauh tertinggal masih terus bergulir. Padahal kalau dilihat dari usia, pada usia 69 tahun (1945-2014) semestinya kita sudah punya koperasi yang berprestasi dan besar. Dalam peta perekonomian nasional kontribusi koperasi Indonesia dalam produk domestic bruto (PDB) masih kurang dari lima persen. Sementara untuk tataran dunia, koperasi kita juga masih jauh tertinggal yang tidak bisa dicatatkan atau dimasukan ke deretan koperasi dunia.

Berdasarkan kreteria yang ditetapkan International Cooperative Alliance (ICA) untuk masuk ke koperasi dunia minimal harus punya omset dari US$ 1,25 milyar (sekitar Rp 12 trilyun) hingga US$ 70,70 milyar (sekitar Rp 67 trilyun). Sedangkan omset koperasi kita yang terbesar baru mencapai Rp 7,77 trilyun pertahun.

Dalam kondisi demikian, mungkinkah koperasi Indonesia akan menembus koperasi besar dunia? Memang kata banyak orang, hidup harus punya mimpi. Sebuah impian berfungsi untuk mewadahi tujuan kehidupan.

Juga ada kata pepatah, “Tidak Ada Kata Terlambat” mungkin pepatah itu juga bisa diterapkan dalam “menghibur” masyarakat koperasi Indonesia. Untuk menjadi besar dan masuk koperasi dunia, tentu tidak mengenal istilah terlambat.

Kita memang harus introspeksi. Buat apa kita punya Kementerian Koperasi? Buat apa kita punya UU Koperasi yang selalu diperbaiki. Buat apa kita punya organisasi gerakan Koperasi yang namanya Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin). Terkecuali kita lagi-lagi tejerebab dengan istilah yang terus populer “itulah Indonesia” sebuah Negara besar, tetapi sulit mencetak prestasi besar. Yang selalu hidup penuh mimpi atau hidup dalam impian. Termasuk untuk koperasi. (Dirangkum dari beberapa sumber) Dok. Sudibyo